Informatika.umsida.ac.id – Pandemi Covid-19 telah membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Di tengah keterbatasan aktivitas tatap muka, teknologi informasi menjadi solusi utama untuk menjembatani kebutuhan edukasi. Namun, pendekatan yang digunakan selama ini dinilai kurang menarik, terutama bagi anak-anak. Berangkat dari tantangan ini, tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengembangkan aplikasi berbasis augmented reality (AR) untuk memperkenalkan informasi tentang virus Covid-19 secara interaktif.
Menggunakan metodologi pengembangan MDLC (Multimedia Development Life Cycle), aplikasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih imersif. Aplikasi ini tidak hanya sekadar media edukasi, tetapi juga dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan penyakit menular melalui visualisasi tiga dimensi yang menarik.
Virus dan Perubahan Gaya Hidup
Virus adalah mikroorganisme yang hanya dapat berkembang biak dalam sel inang yang hidup. Covid-19, yang pertama kali muncul pada akhir 2019, menjadi salah satu virus paling mematikan yang pernah dihadapi manusia dalam beberapa dekade terakhir. Penyebarannya yang cepat tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan global tetapi juga mengubah cara masyarakat menjalani hidup, termasuk dalam bidang pendidikan.
Pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial memaksa sekolah beralih ke pembelajaran daring. Namun, banyak sistem pembelajaran daring yang dinilai monoton dan kurang menarik, khususnya untuk anak-anak usia dini. Hal inilah yang mendorong penelitian ini, di mana teknologi augmented reality dianggap sebagai media yang mampu menjawab tantangan tersebut.
Dengan teknologi ini, informasi mengenai Covid-19 dapat disampaikan melalui visualisasi yang lebih nyata. Melalui aplikasi, pengguna dapat melihat gambaran detail varian-varian virus seperti Omikron, Alpha, dan Delta. Hal ini memungkinkan anak-anak dan orang tua mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang virus dan gejalanya.
Proses Pengembangan dan Pengujian
Pengembangan aplikasi ini melibatkan beberapa tahapan utama, mulai dari konsepsi hingga distribusi. Langkah pertama adalah menentukan kebutuhan sistem dan audiens yang dituju. Dalam hal ini, aplikasi dirancang untuk publik, terutama anak-anak dan orang tua, dengan fokus pada edukasi kesehatan.
Tim pengembang menggunakan berbagai perangkat lunak seperti Blender untuk mendesain objek tiga dimensi virus, Unity Engine untuk menyempurnakan hasil desain, dan Vuforia untuk integrasi teknologi AR. Aplikasi ini kemudian diuji coba di Puskesmas Porong, Sidoarjo, untuk memastikan akurasi informasi dan kemudahan penggunaannya.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi berjalan dengan baik di berbagai perangkat Android. Menu utama aplikasi terdiri dari enam fitur, termasuk kamera AR untuk memindai marker, menu panduan penggunaan, gejala, serta opsi untuk mengunduh marker tambahan. Pengguna cukup mengarahkan kamera ke marker yang telah dirancang untuk melihat visualisasi virus Covid-19 dalam format tiga dimensi, lengkap dengan suara penjelasan.
Dampak dan Respons Pengguna
Pengujian beta terhadap aplikasi ini melibatkan 20 responden dari berbagai latar belakang usia. Berdasarkan kuesioner yang diberikan, aplikasi mendapatkan skor kelayakan sebesar 91,3%, yang dikategorikan sebagai “Sangat Layak.” Responden memberikan ulasan positif terhadap desain aplikasi, animasi, fitur suara, dan kemudahan navigasi.
Salah satu fitur yang paling menarik perhatian adalah visualisasi tiga dimensi virus Covid-19. Pengguna dapat melihat secara detail bagaimana bentuk varian-varian virus ini, yang dilengkapi dengan animasi dan penjelasan suara yang mudah dipahami. Selain itu, waktu perpindahan antar menu yang cepat juga menjadi nilai tambah aplikasi ini, menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan sudah optimal.
Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang, terutama dalam edukasi kesehatan di tengah masyarakat. Tidak hanya sebagai media informasi, tetapi juga sebagai alat pembelajaran yang dapat digunakan oleh sekolah dan institusi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya penyakit menular.
Harapan dan Potensi Pengembangan
Sebagai sebuah inovasi di bidang teknologi kesehatan, aplikasi ini membuka peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut. Selain fokus pada Covid-19, aplikasi serupa dapat diterapkan untuk edukasi penyakit lain, seperti DBD, TBC, atau infeksi saluran pernapasan lainnya. Dengan pendekatan yang sama, teknologi augmented reality dapat membantu masyarakat memahami informasi kesehatan yang kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik.
Peneliti juga berharap aplikasi ini dapat diakses lebih luas melalui platform seperti Google Play Store, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Ke depannya, integrasi dengan fitur tambahan, seperti pengukuran gejala atau panduan pencegahan, dapat membuat aplikasi ini lebih bermanfaat.
Inovasi ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi solusi dalam menjawab tantangan pendidikan dan kesehatan. Dengan memanfaatkan teknologi augmented reality, informasi yang sebelumnya sulit dipahami kini dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.
Sumber: Aplikasi pengenalan virus Covid-19 berbasis augmented reality
Penulis: Ifa