Natural Language Processing Jadi Pilar Teknologi Siap Hadapi Era Kecerdasan AI

Seiring berkembangnya kecerdasan buatan (AI), Bidang teknologi Natural Language Processing atau NLP menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya digunakan oleh industri besar, NLP kini juga di kembangkan dalam dunia pendidikan, termasuk di Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Mahasiswa dan dosen di prodi ini bekerja sama untuk memahami serta mengembangkan NLP agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus menjadi wadah eksplorasi teknologi canggih yang relevan dengan era saat ini.

Natural Language Processing Sebagai Sarana Komunikasi Bahasa Alami Dengan Komputer

Menurut Alfan Rosid, S.Kom., M.Kom salah satu dosen Prodi Informatika UMSIDA yang aktif dalam bidang riset AI, NLP memegang peran penting dalam membangun komunikasi antara manusia dan mesin. “Natural Language Processing (NLP) adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) yang membuat komputer bisa memahami, menganalisis, dan menghasilkan bahasa manusia. Dengan NLP, komputer dapat berbicara dengan manusia menggunakan bahasa sehari-hari, seperti dalam aplikasi chatbot, penerjemahan otomatis, atau analisis sentimen di media sosial,” jelasnya

Tantangan Bias Data Dan Dampaknya Terhadap Analisis Dalam Model Natural Language Processing

Namun, seperti halnya teknologi lainnya, NLP juga menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bias dalam model. Sistem NLP beroperasi berdasarkan data yang di input saat pelatihan. Jika data tersebut tidak seimbang atau mengandung kecenderungan tertentu, maka hasil analisis yang dihasilkan juga bisa menyimpang. “Tantangan utamanya adalah adanya bias dalam model NLP, karena NLP ini memberi jawaban sesuai dengan data yang dilatih sebelumnya. Jika data yang dipelajari bagus maka hasilnya juga bagus atau sesuai, jika datanya jelek maka hasilnya juga akan jelek atau tidak sesuai,” ungkapnya.

Tantangan lainnya berkaitan dengan isu privasi dan keamanan data. Dalam proses pengembangan sistem NLP, data yang digunakan seringkali berasal dari interaksi pengguna seperti percakapan atau input teks. Data ini, apabila tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan risiko kebocoran informasi atau penyalahgunaan. “Teknologi NLP mengumpulkan data dalam jumlah besar dari interaksi pengguna, yang bisa menimbulkan masalah terkait privasi. Ada kekhawatiran mengenai data pribadi yang digunakan tanpa izin atau disalahgunakan, misalnya dalam chatbot atau aplikasi yang memproses data pengguna untuk meningkatkan akurasi model,” lanjutnya.

NLP juga memberikan kontribusi besar dalam pengolahan big data. Terutama dalam menganalisis data teks dalam jumlah besar, NLP mampu menyaring informasi yang relevan, seperti pandangan masyarakat di media sosial. “NLP memiliki beberapa dampak di antaranya analisis data media sosial, di mana kita dapat mengetahui sentimen atau opini dari masyarakat tentang produk kita misalnya, atau tentang institusi kita,” ujar Alfan Rosid, S.Kom., M.Kom.

Mahasiswa Didorong Terlibat Dalam Pengembangan Teknologi Natural Language Processing

Bukan hanya dosen, mahasiswa juga aktif dilibatkan dalam berbagai bentuk riset dan pengembangan. “Tentunya pernah ya, kolaborasi dengan mahasiswa sering kami lakukan di Prodi Informatika baik itu melalui hibah riset maupun skripsi mahasiswa. Begitu juga kolaborasi dengan dosen, baik dosen informatika maupun di luar informatika,” ujarnya.

Di tengah kemajuan AI secara global, NLP mengalami lompatan besar melalui pengembangan Large Language Models (LLM) seperti ChatGPT, Gemini, dan DeepSeek. Model-model ini mampu menghasilkan teks yang sangat mirip dengan tulisan manusia, memahami konteks percakapan yang kompleks, bahkan menjawab pertanyaan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Menurut Alfan, mahasiswa harus mampu memanfaatkan peluang ini dan mengambil peran di dalamnya. “Pengembangan NLP yang paling signifikan adalah lahirnya Large Language Models

(LLM) seperti ChatGPT, Gemini, DeepSeek, dan sebagainya. Mahasiswa dapat ikut andil dalam pengembangan NLP ini di masa mendatang agar menjadi jauh lebih baik lagi,” pesannya. Lebih lanjut, beliau mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam berkolaborasi dengan profesional lain. “Mahasiswa dapat melakukan kolaborasi dengan para profesional lain di bidang AI untuk berbagi pengetahuan dan ide,” tutupnya.

Dengan semangat kolaborasi dan pendekatan yang terarah, Prodi Informatika UMSIDA menegaskan dedikasinya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga peka terhadap pengaruh sosial dari teknologi. NLP bukan sekadar media komunikasi digital, melainkan juga inovasi dari Mahasiswa Informatika UMSIDA melalui Natural Language Processing sebagai jembatan antara teknologi dan kemanusiaan mahasiswa yang sedang bersiap untuk menjadi pelindungnya.