Informatika.umsida.ac.id – Augmented Reality (AR) telah menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam memfasilitasi pembelajaran interaktif dan visualisasi yang lebih baik. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Indonesian Journal of Applied Technology oleh Emelin Yuan Lorin, Hindarto, dan Cindy Taurusta dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, penerapan AR dalam pembelajaran anatomi organ vital manusia di tingkat sekolah menengah menunjukkan hasil yang sangat positif. Artikel ini mengulas tentang efektivitas teknologi ini dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap struktur dan fungsi organ tubuh manusia.
Meningkatkan Pemahaman Siswa melalui Visualisasi 3D
Dalam konteks pendidikan anatomi, AR memberikan solusi inovatif terhadap keterbatasan yang selama ini dihadapi. Di sekolah-sekolah, pembelajaran anatomi biasanya dilakukan menggunakan model kit atau buku teks, yang terkadang tidak memberikan pemahaman yang mendalam tentang struktur tubuh manusia. Dengan adanya AR, siswa kini dapat mengakses informasi anatomi melalui visualisasi 3D yang interaktif. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami detail setiap organ vital, seperti jantung, otak, paru-paru, dan ginjal, dengan cara yang lebih menarik dan informatif.
Penelitian ini melibatkan pengembangan aplikasi AR berbasis Multimedia Development Life Cycle (MDLC), yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk memindai objek 2D atau “marker” menggunakan kamera smartphone, yang kemudian akan menampilkan objek organ vital dalam bentuk 3D. Visualisasi ini dilengkapi dengan penjelasan singkat berupa teks dan audio yang menjelaskan fungsi dan struktur organ tersebut. Berdasarkan hasil pengujian, siswa menunjukkan keterlibatan yang tinggi serta memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan AR ini.
Teknologi Augmented Reality dalam Konteks Pembelajaran
Augmented Reality memiliki potensi besar dalam mengubah cara pengajaran di berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk anatomi. Dalam hal ini, AR tidak hanya sekedar alat visualisasi, tetapi juga berperan sebagai media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan visualisasi 3D yang memungkinkan siswa untuk “berinteraksi” dengan organ vital, AR membantu meningkatkan pemahaman spasial mereka. Ini sangat penting dalam pendidikan anatomi, dimana siswa harus memahami bentuk, fungsi, dan lokasi dari organ-organ vital dalam tubuh manusia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa AR dapat digunakan sebagai alat yang sangat efektif dalam pembelajaran anatomi di sekolah menengah. Para peneliti juga menggarisbawahi bahwa teknologi ini memungkinkan siswa di daerah pedesaan atau sekolah-sekolah dengan sumber daya terbatas untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran yang sama dengan siswa di kota besar. Hal ini mengatasi kendala geografis dan ketersediaan alat pembelajaran yang selama ini menjadi masalah di banyak sekolah di Indonesia.
Pengembangan Aplikasi AR dengan MDLC
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dalam pengembangan aplikasi AR. Metode ini terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari konseptualisasi, desain, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian, hingga distribusi. MDLC dipilih karena metode ini memungkinkan pengembangan aplikasi secara terstruktur dan efisien, sehingga kualitas dan relevansi materi pembelajaran dapat terjaga dengan baik.
Aplikasi AR yang dikembangkan dalam penelitian ini menyajikan beberapa fitur yang sangat bermanfaat bagi siswa. Salah satunya adalah fitur AR Gallery, di mana siswa dapat memilih organ vital yang ingin mereka pelajari dan kemudian melihat visualisasi 3D dari organ tersebut. Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan menu About dan Guide yang memberikan informasi tentang aplikasi dan panduan penggunaannya. Pengembangan aplikasi ini juga menggunakan Unity sebagai platform utama untuk pembuatan visualisasi 3D, dan Vuforia sebagai alat utama dalam mendeteksi marker dan menampilkan objek AR.
Setelah melalui tahapan pengujian, aplikasi AR ini menunjukkan hasil yang sangat baik dalam hal fungsionalitas dan kinerja. Pengujian dilakukan menggunakan pendekatan Black Box Testing, di mana setiap fitur diuji untuk memastikan aplikasi berjalan dengan baik dan bebas dari kesalahan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua fitur aplikasi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Penerapan teknologi Augmented Reality dalam pembelajaran anatomi di sekolah menengah terbukti memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap organ vital manusia. Dengan menggunakan visualisasi 3D yang interaktif, siswa dapat lebih mudah memahami struktur dan fungsi dari organ-organ vital, yang sebelumnya sulit dipelajari hanya melalui buku teks atau model kit. Selain itu, penggunaan metode MDLC dalam pengembangan aplikasi AR memungkinkan pengembangan yang efisien dan terstruktur, sehingga kualitas pembelajaran dapat terjaga dengan baik.
Baca Juga: Informatika Umsida Lakukan Kunjungan di Git Solution
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa AR tidak hanya sekedar teknologi baru dalam dunia pendidikan, tetapi juga alat yang efektif dalam membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan informatif. Teknologi ini juga memberikan solusi terhadap keterbatasan dalam pembelajaran di daerah pedesaan, di mana sumber daya pendidikan mungkin lebih terbatas. Dengan perkembangan lebih lanjut, AR berpotensi menjadi salah satu alat pembelajaran utama di masa depan, khususnya dalam pendidikan anatomi dan ilmu pengetahuan lainnya.
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa