Ratih Puspitasari, calon wisudawati Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses meraih gelar sarjana dengan predikat Wisudawati Terbaik di Prodi Informatika dan Fakultas Saintek dengan IPK 3,88 pada acara yudisium Fakultas Sains dan Teknologi yang bertempat di GKB 2 Lantai 7 Aula Mas Mansyur, Jumat (5,5). Ia menyelesaikan masa studinya selama 3,5 tahun.
Kemudian ada 1 lagi lulusan terbaik Se-Fakultas yang bernama Yenni Seftiardiyah, calon wisudawati Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses meraih gelar sarjana dengan predikat Wisudawati Terbaik di Fakultas Saintek dengan IPK 3,87 pada acara yudisium Fakultas Sains dan Teknologi yang bertempat di GKB 2 Lantai 7 Aula Mas Mansyur, Jumat (5,5). Ia menyelesaikan masa studinya selama 3,5 tahun.
Ratih sendiri mengaku memiliki strategi khusus dalam menjalani perkuliahan di tengah jadwal yang padat dimana ia harus bisa membagi waktu untuk pekerjaan, keluarga dan kuliah. Ia menjelaskan tiga strategi khususnya yaitu mengatur waktu antara pekerjaan dan kuliah, komunikasi dengan dosen dan kepala tempat bekerja dan berdoa. Mengatur waktu ialah dengan menyusun jadwal perkuliahan dan pekerjaan, karena antara pekerjaan dan perkuliahan sama-sama penting. “Sebisa mungkin jangan sampai perkuliahan mengganggu aktivitas kerja, sehingga kesehatan dan stamina tubuh juga terjaga,” katanya. Kemudian tidak lupa mengkomunikasikan secara terbuka kepada kepala sekolah di tempat bekerja bahwa akan melanjutkan studi sehingga muncul kesepahaman dan rutin berkomunikasi dengan para dosen terkait tugas-tugas kuliah sehingga dapat dikerjakan dengan maksimal.
Ratih mengatakan strategi terakhir namun bukan yang paling akhir, ia mengatakan doa menjadi satu-satunya kekuatan dan harapan orang beriman tatkala segala ikhtiar telah dijalankan. Baginya, predikat mahasiswa terbaik ini merupakan bonus dari segala ikhtiar dan doa. Ia selalu ingat pesan dosen pembimbingnya bahwa menjadi mahasiswa tidak cukup bermodal pandai tapi harus rajin dan tekun.
Yenni berkata, Meski berkuliah di masa pandemi, Hadi sama sekali tidak patah semangat. “Sekalipun perkuliahan daring, jalinan persaudaraan teman seangkatan begitu kuat dan kompetensi keilmuan para dosen luar biasa saat memberikan perkuliahan,” sebutnya. Selain itu, dukungan penuh dari keluarga, orang tua, serta kepala sekolah selalu melekat di ingatannya. Di akhir wawancara, ia berpesan untuk teman-teman seangkatan wisudanya bahwa setelah lulus adalah waktu untuk sama sama berjuang di masyarakat dan membuktikan bahwa lulusan Umsida berkualitas dan jangan lupa selalu menjaga nama baik almamater.