Informatika.umsida.ac.id – Sistem pakar adalah sebuah teknologi berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk meniru pola pikir ahli dalam menyelesaikan masalah tertentu. Salah satu inovasi terkini adalah penerapannya untuk mendiagnosa penyakit influenza dan pilek. Penelitian ini dikembangkan oleh tim dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dengan memanfaatkan metode Forward Chaining.
“Metode ini memproses informasi dari gejala yang dimasukkan pengguna hingga menghasilkan diagnosis yang akurat,” dikutip dari jurnal tersebut. Forward Chaining adalah teknik logika sederhana berbasis aturan if-then yang memungkinkan aplikasi untuk memberikan kesimpulan berdasarkan data yang dimasukkan.
Aplikasi ini dirancang untuk membantu masyarakat memahami perbedaan antara influenza dan pilek, yang sering kali disalahartikan sebagai penyakit serupa. Dengan sistem pakar ini, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui gejala, penanganan awal, dan obat yang tepat untuk masing-masing penyakit.
Mengapa Perlu Membedakan Influenza dan Pilek?
Influenza dan pilek memiliki gejala yang mirip, seperti sakit tenggorokan, demam, dan hidung tersumbat, tetapi cara pengobatannya berbeda. Kesalahan dalam diagnosis bisa menyebabkan pengobatan yang tidak efektif, bahkan memperburuk kondisi pasien.
Influenza adalah penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar, sementara pilek biasanya lebih ringan dan dapat sembuh dengan istirahat serta peningkatan imunitas tubuh.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kedua penyakit ini sering muncul sepanjang tahun, terutama di musim hujan. Oleh karena itu, aplikasi berbasis sistem pakar ini dapat menjadi alat penting untuk membantu masyarakat membedakan kedua penyakit tersebut dengan mudah dan cepat.
Bagaimana Sistem Pakar Forward Chaining Bekerja?
Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Forward Chaining, di mana sistem memulai proses diagnosis dari gejala yang dilaporkan pengguna hingga mencapai kesimpulan penyakit. Misalnya, jika pengguna melaporkan gejala seperti demam, nyeri otot, dan batuk kering, sistem akan menganalisis data tersebut dan memberikan diagnosis apakah itu influenza atau pilek.
Proses pengembangan aplikasi melibatkan empat tahap: perencanaan, perancangan, pembuatan, dan pengujian. Peneliti menggunakan alat seperti Google AppSheet dan Google Sheet untuk membuat database gejala, penyakit, dan rekomendasi obat. Pengujian dilakukan menggunakan metode black box testing dengan hasil yang menunjukkan bahwa sistem bekerja sesuai harapan.
Apa Manfaat Teknologi Ini untuk Masyarakat?
Aplikasi sistem pakar ini membawa manfaat besar, terutama dalam memberikan informasi yang akurat tentang penyakit dan penanganannya. Dengan diagnosis awal yang cepat, masyarakat dapat mengurangi risiko komplikasi dan menghindari penggunaan obat yang salah. Selain itu, aplikasi ini memberikan akses yang mudah bagi mereka yang kesulitan mendapatkan layanan medis langsung.
“Teknologi ini sangat membantu, terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan,” kata salah satu responden survei. Aplikasi ini juga diharapkan menjadi model untuk pengembangan diagnosis berbasis teknologi lainnya, seperti penyakit menular atau kronis.
Pengembangan aplikasi ini tidak hanya mengedepankan fungsionalitas, tetapi juga tampilan yang ramah pengguna. Dengan desain yang sederhana dan intuitif, aplikasi ini dapat digunakan oleh siapa saja, bahkan tanpa latar belakang teknologi yang mendalam.
Sistem pakar berbasis Forward Chaining memberikan harapan baru dalam dunia kesehatan, khususnya dalam diagnosa penyakit yang sering terjadi seperti influenza dan pilek. Dengan teknologi ini, masyarakat dapat lebih mandiri dalam mengenali gejala penyakit dan mengambil langkah awal yang tepat. Aplikasi ini membuktikan bahwa inovasi teknologi dapat menjadi solusi praktis untuk masalah kesehatan sehari-hari.
Hasil survei menunjukkan bahwa 91% masyarakat yang menjadi responden merasa aplikasi ini sangat dibutuhkan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan teknologi yang dapat diakses dengan mudah oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan. Sistem ini juga memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, sehingga mereka dapat lebih memahami gejala dan tindakan yang diperlukan tanpa harus selalu bergantung pada dokter untuk kasus ringan.
Selain manfaat langsung kepada pengguna, aplikasi ini juga memiliki potensi untuk menjadi bagian dari sistem kesehatan nasional. Dengan integrasi ke dalam sistem pelayanan kesehatan, aplikasi seperti ini dapat membantu fasilitas kesehatan dalam mendeteksi penyakit lebih dini, mengurangi beban tenaga medis, dan mempercepat proses rujukan jika diperlukan.
Dengan terus berkembangnya teknologi, sistem pakar seperti ini dapat menjadi salah satu inovasi utama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Tim pengembang berharap bahwa aplikasi ini dapat terus diperbarui dengan data terkini agar tetap relevan dan efektif dalam membantu masyarakat.
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa